
Hobi Ikidangbang, Jakarta- Dalam tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan atau akal tiruan (AI), sejumlahpekerjaankini menghadapi ancaman perubahan besar. Perkembangan teknologi AI yang pesat saat ini secara langsung mengubah wajah dunia pekerjaan. AI tidak hanya memberikan kemudahan dan efisiensi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran mendalam mengenai masa depan berbagai jenis pekerjaan.
Berdasarkan laporan terbaru Goldman Sachs yang dilaporkan dariNewsweek, teknologi AIberpotensi memengaruhi 300 juta karyawan tetap di seluruh dunia, sehingga menimbulkan perubahan signifikan di pasar kerja. Semakin banyak perusahaan yang menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi, beberapa jenis pekerjaan menjadi lebih rentan terhadap penggantian mesin.
Berikut beberapa jenis pekerjaan yang berisiko digantikan akibat munculnya AI:
1. Ahli Analisis Data dan Akuntansi
Pekerjaan yang mencakup analisis data, akuntansi, dan pelaporan keuangan dasar memiliki kemungkinan besar akan digantikan oleh kehadiran kecerdasan buatan. Kegiatan administratif yang bersifat rutin ini menjadi fokus utama penerapan AI guna meningkatkan efisiensi.
Menurut Carter Price, seorang matematikawan senior di RAND Corporation, teknologi AI lebih mungkin menggantikan tugas tertentu dalam pekerjaan daripada seluruh profesi. Hal ini dapat berarti penurunan kebutuhan tenaga kerja, atau justru peningkatan karena meningkatnya produktivitas yang dihasilkan mesin dalam menangani pekerjaan dengan nilai rendah.
2. Perwakilan Layanan Pelanggan
Sektor layanan pelanggan kini mengalami perubahan besar berkat munculnya AI. Chatbot dan asisten virtual yang didasarkan pada kecerdasan buatan semakin sering digunakan untuk merespons pertanyaan pelanggan, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan IBM dan perusahaan telekomunikasi besar Inggris, BT Group, yang menyebutkan bahwa AI menjadi salah satu faktor dalam pemutusan hubungan kerja serta penundaan rekrutmen.
Carter Price menjelaskan bahwa teknologi ini sering dimanfaatkan sebagai chatbot yang terhubung dengan sistem konversi teks ke suara. Meskipun AI mampu mengakses dan memproses data dari berbagai dokumen, tetap diperlukan pengawasan manusia dalam menangani situasi yang kompleks.
3. Pembuatan Konten Media
Kemampuan kecerdasan buatan dalam membaca, menulis, dan memahami data berupa teks menimbulkan risiko terhadap pekerjaan di sektor media, seperti iklan, pengembangan konten, penulisan teknis, serta jurnalistik.
Price mengatakan, meskipun teknologi model bahasa besar (LLM) kadang-kadang tidak selalu tepat dalam menyampaikan informasi fakta, AI sangat efisien dalam membuat dan memverifikasi teks, gambar, suara, serta data lainnya. Teknologi inti LLM, seperti transformer, awalnya diciptakan untuk penerjemahan otomatis, tetapi kemudian berkembang menjadi berbagai penggunaan dalam pembuatan konten.
Meskipun saat ini AI telah lebih unggul dalam menyampaikan informasi yang akurat, alat-alat tersebut belum sepenuhnya sempurna dan masih sering memberikan rekomendasi yang kurang tepat. Namun, perkembangan terus berlangsung dan peningkatan yang signifikan diperkirakan akan muncul dalam beberapa bulan dan tahun mendatang.
4. Staf Hukum dan Bantuan Hukum
Industri hukum juga terdampak oleh perkembangan AI. Tugas para paralegal dan asisten hukum yang mengumpulkan serta menyusun data hukum dalam volume besar sangat rentan tergantikan oleh otomatisasi. AI mampu melakukan berbagai tugas tersebut, namun penilaian dari manusia masih diperlukan.
Price menjelaskan bahwa meskipun LLM mampu melakukan pengolahan teks secara luas, tugas ini membutuhkan keahlian bahasa dan akurasi yang tinggi, sehingga diperlukan pengawasan manusia, mirip dengan bagaimana pengacara senior meninjau karya para paralegal.
5. Analis Keuangan
Para analis dan konsultan keuangan pribadi menghadapi ancaman serupa. Mereka menangani data numerik yang besar, mengenali pola, serta memberikan rekomendasi investasi. AI mampu melakukan analisis yang sama dengan tingkat efisiensi yang lebih baik, bahkan sebelum perkembangan teknologi LLM, beberapa pekerjaan analitis telah otomatis.
Oleh karena itu, para analis dapat lebih berkonsentrasi pada interpretasi hasil dan penguasaan topik. Price menyatakan, mengingat tugas ini berfokus pada pengumpulan informasi yang akurat dari data yang rumit, pengawasan manusia tetap sangat penting. Namun, seiring dengan meningkatnya keandalan sistem AI, tingkat pengawasan diperkirakan akan berkurang.
6. Konseling
Kepala Makroekonomi dan AI di Institut Penelitian Kebijakan Publik, Carsten Jung, menyatakan bahwa beberapa pekerjaan dalam bidang konseling menghadapi ancaman potensial akibat otomatisasi AI, meskipun tingkat risikonya masih belum jelas. Jung menjelaskan, mesin AI yang semakin mirip dengan manusia telah memasuki area yang sebelumnya tidak dikenal. Ia menambahkan bahwa penggunaan AI sebagai pendamping dan alat terapi semakin meningkat.
Bot AI canggih di media sosial berpotensi mengubah secara signifikan cara orang berinteraksi secara online. Menurut Jung, meskipun sebagian besar pekerjaan akan mengalami perubahan,profesiyang menginginkan interaksi langsung secara tatap muka diperkirakan akan tetap bertahan dengan baik. Selain itu, sektor pekerjaan yang ramah lingkungan diprediksi justru akan mengalami perkembangan.