Harga iPhone Tetap Mahal Meski Tarif Impor Turun, Mengapa?

Hobi Ikidangbang.CO.ID - JAKARTA.Harga iPhone di Indonesia kemungkinan tidak langsung turun meskipun tarif impor barang Amerika Serikat (AS) ke Indonesia turun menjadi 0%. Hal ini karena meskipun iPhone merupakan produk dari Apple Inc, perusahaan asal AS, secara fisik sebagian besar iPhone dirakit dan diproduksi di Tiongkok.

Di dunia perdagangan internasional, iPhone dianggap sebagai barang yang diproduksi di Tiongkok, bukan Amerika Serikat. Pernyataan ini disampaikan oleh Kiranjeet Kaur, Direktur Penelitian Asosiasi, Penelitian Ponsel Pintar di lembaga riset IDC Asia Pasifik.

"Iphone akan dianggap sebagai produk yang diproduksi di Tiongkok, bukan dari Amerika Serikat, karena proses pembuatannya tidak dilakukan di AS. Oleh karena itu, kesepakatan tarif baru ini kemungkinan kecil akan memengaruhi harga iPhone," ujar Kiranjeet Kaur kepada KompasTekno, Kamis (24/7/2025).

Pernyataan serupa juga diungkapkan Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios). Ia menyebutkan, Apple memang merupakan perusahaan asal Amerika Serikat, namun karena proses perakitan iPhone dilakukan di luar negeri, khususnya di Tiongkok. Akibatnya, produk tersebut tidak masuk dalam daftar barang yang mendapatkan fasilitas tarif sebesar 0 persen.

"Dampak dari tarif 0 persen produk Amerika tidak membuat iPhone menjadi lebih murah, karena iPhone ini diproduksi di Tiongkok," kata Bhima kepada KOMPAS.com.

Tidak hanya iPhone. Produk asal Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia juga mencakup perangkat elektronik, tetapi lebih mengarah pada mesin dan alat listrik seperti perekam, alat reproduksi suara, televisi bukan laptop, hingga printer. Namun, menurut Bhima, sebagian besar produk elektronik merek perusahaan Amerika Serikat yang dijual di Indonesia justru dirakit di Tiongkok. Oleh karena itu, meskipun label mereknya berasal dari Amerika Serikat, secara perdagangan internasional tetap dianggap sebagai barang impor dari Tiongkok dan dikenakan bea masuk seperti biasanya.

"Barang yang dikonsumsi masyarakat, khususnya barang elektronik tidak mengalami perubahan, karena tarif impor dari Tiongkok tetap diberlakukan tanpa perubahan, sehingga tidak ada dampak," ujar Bhima.

Tarif impor Amerika Serikat terhadap Indonesia adalah nol, sedangkan sebaliknya 19 persen Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, Indonesia dan Amerika Serikat memiliki perjanjian perdagangan baru. Salah satu poinnya adalah tarif impor sebesar 19% untuk produk Indonesia yang masuk ke AS. Di sisi lain, produk Amerika yang diekspor ke Indonesia dikenakan tarif nol persen. Hal ini memberikan kesempatan bagi produk-produk asal Amerika yang diimpor ke Indonesia menjadi lebih murah.

Menurut Bhima, kebijakan tarif 0% ini akan lebih berdampak terhadap produk-produk industri berat dan energi. Ia menyebutkan beberapa jenis produk utama dari Amerika Serikat yang kemungkinan besar akan mengalami penurunan harga di Indonesia, antara lain: suku cadang pesawat, mesin dan alat berat, plastik, produk farmasi, minyak bumi (BBM), Liquefied Natural Gas (LNG), serta elpiji, kedelai, gandum, dan jagung.

Produk-produk ini memang menjadi barang ekspor utama Amerika Serikat ke Indonesia dan selama ini dikenakan tarif bea masuk sekitar 5% hingga 9%. Namun, kini tarifnya dikurangi menjadi 0%.

Dalam unggahan di platform media sosial Truth Social, Trump juga menyebutkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk membeli energi Amerika senilai US$ 15 miliar, produk pertanian AS sebesar US$ 4,5 miliar, serta 50 pesawat Boeing, dengan banyak di antaranya merupakan model 777 dalam kerangka kesepakatan tersebut. Sementara itu, maskapai penerbangan Indonesia Garuda dikabarkan sedang menjajaki pembelian antara 50 hingga 75 pesawat Boeing.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال