7 Fakta Roket RM-70: Senjata Lawas yang Menyeramkan, Dipakai Kamboja untuk Serangan ke Thailand

7 Fakta Roket RM-70: Senjata Lawas yang Menyeramkan, Dipakai Kamboja untuk Serangan ke Thailand

Hobi Ikidangbang- Pada hari Kamis, 24 Juli tahun 2025, Kamboja melakukan serangan roket terhadap Thailand dengan menggunakan sistem roket peluncur ganda RM-70.

Serangan ini memperburuk perselisihan perbatasan yang telah berlangsung lama di sekitar kuil Preah Vihear dan Ta Muen Thom, yaitu perbatasan antara Kamboja dan Thailand.

Kepala Pemerintahan Sementara (Plt) Perdana Menteri (PM) Thailand, Phumtham Wechayachai, juga memberi peringatan kepada Kamboja karena jumlah korban jiwa yang terus meningkat.

Di mana pertempuran di perbatasan masih berlangsung dan telah menyebabkan kematian minimal 15 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, menurut laporan Al Jazeera.

Selain itu, lebih dari 130.000 orang juga terpaksa meninggalkan rumah mereka di wilayah perbatasan Thailand saat bentrokan dengan Kamboja memasuki hari kedua pada Jumat (25/7/2025).

Pertempuran saling serang masih terjadi antara pasukan militer dari kedua negara di wilayah perbatasan yang sedang diperebutkan.

Lalu apa itu Sistem Roket RM-70 yang digunakan Kamboja untuk menyerang Thailand?

RM-70 merupakan sistem peluncur roket berkapasitas tinggi yang dibuat di Cekoslowakia pada dekade 1970 sebagai pengembangan dari sistem BM-21 Grad Uni Soviet.

Juga dikenal sebagai "Vampir", senjata ini cocok digunakan dalam operasi pada malam hari karena sistem pengendali tembakan digitalnya.

Berikut detail spesifikasinya, mengutip halamanweaponsystem.net. 

1. Desain: Dipasang pada truk Tatra T813 8x8, terdapat 40 tabung peluncur

2. Kemampuan tembak: Mampu melepaskan 40 roket dalam waktu 20 detik saja

3. Jangkauan: Jangkauan tembak efektif sejauh 20 hingga 40 km dengan menggunakan roket 122 mm 9M22U

4. Akurasi: Presisi yang cukup rendah tetapi sangat merusak dalam area yang luas

5. Berat: Sekitar 33 ton, mampu menampung 40 roket tambahan untuk pengisian ulang

6. Perlindungan: Kabin berlapis baja yang dirancang untuk melindungi awak dari tembakan dan serpihan peluru

7. Daftar Inventaris: Kamboja memiliki 36 unit RM-70, yang dibeli pada awal tahun 1980-an.

Roket tersebut umumnya dilengkapi dengan kepala ledak berdaya ledak besar atau bahan bakar yang dirancang untuk menyebabkan kebakaran luas serta merusak personel, bangunan, dan kendaraan.

Kronologi Konflik  

Mengutip dari Al Jazeera, belum diketahui siapa yang lebih dulu menembak.

Namun pada 24 Juli 2025, pasukan Kamboja mulai melepaskan tembakan ke pangkalan Mu Pa di Provinsi Surin, Thailand.

Pukul 09.40 (waktu setempat), rudal RM-70 MLRS dikerahkan dan melepaskan roket berukuran 122 mm yang jatuh di dekat Kuil Don Tuan di Provinsi Sisaket.

Serangan itu menimbulkan kerusakan besar, merusak fasilitas umum seperti pompa bensin, toko supermarket, dan rumah-rumah penduduk.

Thailand merespons dengan mengerahkan pesawat tempur F-16 dan drone senjata, menyerang basis militer Kamboja.

Kedua pihak saling menuduh atas awalnya terjadinya konflik.

Pertempuran terjadi di 12 titik sepanjang perbatasan yang sedang diperebutkan, menurut pernyataan seorang pejabat militer Thailand pada Jumat (25/7/2025).

Letnan Muda Surasant Kongsiri, seorang perwira militer, menyampaikan dalam konferensi pers bahwa Kamboja telah mempergunakan senjata berat.

Penyebab Perang Kamboja Vs Thailand Meningkatkan Ketegangan

Perselisihan antara militer Thailand dan Kamboja yang berawal dari pembagian batas wilayah oleh Prancis pada tahun 1907, akhirnya berubah menjadi perang terbuka.

Pertempuran senjata terjadi di dekat Kuil Prasat Ta Moan Thom kuno yang menjadi sengketa di provinsi Surin, Thailand, yang berada sangat dekat dengan perbatasan dengan Kamboja, tempat ketegangan meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Mengutip dari Al Jazeera, hubungan antara Thailand dan Kamboja sedang mengalami tingkat terendahnya dalam lebih dari sepuluh tahun terakhir.

Garisan batas sepanjang 818 km (508 mil) antara dua negara ini telah lama menjadi sumber ketegangan dan persaingan, karena keduanya mempertanyakan garis demarkasi yang ditetapkan pada tahun 1907, saat Prancis masih menjajah Kamboja.

Sebelumnya, pernah terjadi pertikaian, namun kali ini merupakan pertama kalinya pesawat tempur terlibat, menandai peningkatan yang signifikan.

Wilayah perbatasan dihiasi oleh berbagai kuil bersejarah yang telah bertahan selama ratusan tahun, beberapa di antaranya disengketakan oleh kedua belah pihak.

Meskipun pembentukan kawasan yang tidak bersenjata pernah dibicarakan sebelumnya, belum ada kawasan resmi yang berlaku saat ini.

(Hobi Ikidangbang/Garudea Prabawati)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال