
Hobi Ikidangbang, Jakarta - Gajah merupakan hewan megafauna yang memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta budaya masyarakat di berbagai daerah. Dua jenis gajah yang sering dibandingkan karena perbedaan yang mencolok adalah gajah Sumatra dan gajah Afrika.
Meskipun keduanya termasuk dalam keluarga yang samaElephantidae, keduanya berasal dari spesies yang berbeda, tumbuh di lingkungan yang berbeda pula, serta memiliki ciri fisik, tingkah laku, dan kondisi perlindungan yang sangat berbeda.
Klasifikasi
Menurut laman worldwildlife.org, gajah Sumateramerupakan salah satu subspesies dari gajah Asia (Elephas maximus), dengan nama ilmuiah Elephas maximus sumatranus. Mereka adalah populasi yang hanya ditemukan di pulau Sumatera, Indonesia.
Sementara itu, gajah Afrika terdiri dari dua spesies, yaitu gajah savana Afrika (Loxodonta africana) yang tinggal di dataran terbuka, dan gajah hutan Afrika (Loxodonta cyclotis) yang mendiami hutan tropis Afrika Barat dan Tengah. Dua spesies Afrika ini memiliki perbedaan genetik dan morfologis yang signifikan dibandingkan gajah Asia, termasuk gajah Sumatra.
Ukuran dan Ciri Fisik
Menurut laman kehati.or.id, salah satu perbedaan yang paling jelas antara gajah Sumatera dan gajah Afrika adalah ukuran tubuhnya.Gajah Afrika, khususnya jenis savana, merupakan gajah terbesar di dunia dengan tinggi hingga empat meter di bahu dan berat mencapai tujuh ton atau lebih. Sebaliknya, gajah Sumatra memiliki ukuran yang jauh lebih kecil, dengan tinggi sekitar dua hingga dua setengah meter dan berat antara dua hingga empat ton.
Ciri fisik lain yang membedakan adalah bentuk telinga dan gading. Gajah Afrika memiliki telinga yang sangat lebar, menyerupai peta benua Afrika, yang berfungsi untuk membantu mengatur suhu tubuh.
Gajah Sumatra, sama seperti gajah Asia lainnya, memiliki telinga yang lebih kecil dan bulat. Mengenai gading, gajah Afrika, baik jantan maupun betina, biasanya memiliki gading yang besar dan mencolok. Namun pada gajah Sumatra, hanya sebagian kecil dari jantan yang memiliki gading, dan ukurannya relatif pendek. Betina gajah Sumatra umumnya tidak memiliki gading sama sekali.
Selain itu, jumlah kuku di kaki mereka berbeda. Gajah Sumatra memiliki lima kuku pada kaki depan dan empat di bagian belakang, sedangkan gajah Afrika umumnya memiliki empat kuku di kaki depan dan tiga di sisi belakang.
Habitat
Gajah Sumatra hanya dapat ditemukan di hutan hujan tropis yang terletak di pulau Sumatra. Mereka biasanya tinggal di daerah dataran rendah hingga perbukitan yang lembap dan berlindung. Lingkungan hidup mereka semakin sempit karena penebangan hutan, perubahan lahan menjadi area pertanian, serta pengembangan infrastruktur.
Di sisi lain, gajah Afrika memiliki area penyebaran yang lebih luas. Gajah savana dapat ditemui di dataran terbuka, padang sabana, dan daerah semi-gurun di Afrika bagian selatan Sahara, seperti di Kenya, Tanzania, Botswana, dan Afrika Selatan. Sementara itu, gajah hutan cenderung lebih suka lingkungan hutan tropis yang lebat dan tersembunyi, seperti di negara-negara seperti Gabon, Republik Demokratik Kongo, dan Kamerun.
Perilaku
Menurut laman awf.org, dalam hal perilaku sosial, keduanya tinggal dalam kelompok yang dipimpin oleh betina tertua. Namun, ukuran kelompok dan pola pergerakannya berbeda. Gajah Afrika biasanya hidup dalam kelompok yang lebih besar dan mengunjungi area yang lebih luas dibandingkan gajah Sumatera. Gajah Sumatera sering membentuk kelompok kecil dan menunjukkan sikap yang lebih tertutup karena lingkungan tempat tinggalnya yang lebat.
Kedua jenis hewan ini merupakan herbivora dan memainkan peran penting sebagai "insinyur hutan", yakni spesies yang berkontribusi dalam membentuk serta menjaga keseimbangan ekosistem melalui kebiasaan makan, merobohkan pohon, menyebarluaskan biji, serta menciptakan jalur di dalam hutan.
Status Konservasi
Perbedaan utama lainnya terlihat dari status perlindungan dan jumlah mereka di alam liar. Gajah Sumatra saat ini berada dalam kategori sangat terancam punah (critically endangered) menurut daftar merah.IUCNDiperkirakan jumlah populasi mereka tersisa kurang dari 2.800 individu, yang menyebar dalam kelompok-kelompok kecil yang terpisah di berbagai kawasan hutan di Sumatera. Kehilangan habitat, perburuan ilegal, serta konflik dengan manusia menjadi ancaman utama yang mengancam eksistensi gajah tersebut menuju kepunahan.
Sebaliknya, gajah Afrika memiliki status yang dibagi menjadi dua: gajah savana dikategorikan sebagai spesies yang terancam punah (endangered), sementara gajah hutan kini juga termasuk dalam kategori sangat terancam punah. Meskipun jumlah populasi mereka lebih besar dibanding gajah Sumatera, dengan total sekitar 400.000 ekor untuk gajah savana dan sekitar 100.000 untuk gajah hutan.