
Hobi Ikidangbang, Jakarta- Lembaga Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) akan cenderung cerah berawan sepanjang hari ini, Sabtu, 26 Juli 2025. Hanya beberapa daerah yang akan mengalami hujan secara lokal pada siang hingga sore nanti.
Merujuk prediksi cuacaBerdasarkan informasi terbaru dari BMKG, sebagian besar wilayah Jakarta akan mengalami cuaca cerah hingga berawan sejak dini hari hingga pukul 07.00 WIB pagi ini. Dalam periode tersebut, terdapat kemungkinan hujan ringan di beberapa wilayah Kepulauan Seribu dan Kabupaten Bogor. Hujan diprediksi mulai reda pada pagi hari, sehingga sebagian besar Jabodetabek akan cerah hingga siang nanti.
Cuaca cerah berawan diperkirakan tetap bertahan di Jabodetabek hingga pukul 19.00 WIB besok. Hanya wilayah Kepulauan Seribu yang berpotensi mengalami hujan ringan dengan skala lokal.
BMKG mencatat suhu udara di Kota dan Kabupaten Bogor berada dalam kisaran 18–30 derajat Celcius, lebih rendah dibanding suhu yang tercatat di wilayah Jabodetabek lainnya yaitu 22–32 derajat Celcius. Sementara itu, tingkat kelembapan udara di Jakarta dan sekitarnya berkisar antara 66-90 persen.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pernah menyampaikan bahwa awal musim kemarau 2025 di sekitar 29 persen zona iklim di Indonesia diperkirakan akan terlambat. Wilayah yang dimaksud meliputi Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, serta Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan pemantauan di akhir Juni 2025, hanya 30 zona iklim di Indonesia yang memasuki musim kemarau. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kondisi normal, yang seharusnya mencapai 64 persen pada pertengahan tahun.
"Sepertinya memang musim kemarau benar-benar telah mundur," katanya dalam konferensi pers pada 7 Juli lalu.
Pada bulan lalu, fenomena El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole(IOD) berada dalam tahap netral dan kemungkinan akan tetap seperti itu hingga semester kedua 2025. ENSO berkaitan dengan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, sedangkan IOD terkait dengan suhu permukaan laut di Samudra Hindia.